Untuk langit


‘Untuk Langit’
Fri 18.02.2011 , 19:53
Bulan enggan kembali
Padamu duhai langit kelabu
Sutramu tak lagi mampu menjerat keheningan malam
Kering, namun bulan tetap bertahan


Andaikan engkau, langit,
Mampu mendengar
Dekapan, harapan bulan yang telah hilang
Menghirup aroma gersang yang mencekam
Membelai indah derai airmata semalam

Betapa dewi fortuna menimangmu
Dan bulan menepi, bersandar
Hanya tak ingin menyayat urat nadi
Biarkan bintang tersenyum

Semua ini, langit,
Untuk penobat mahkota kasih
Pujangga yang disegani
Pembawa pisau ke hulu

Tetapi langit,
Bulan nyata bersumpah
Darah itu masih mengalir
Memenuhi angkasa tak terbatas
Membunuh lubang hitam tersembunyi

Meski bulan mengerti,
Bumi takkan mampu disegani
Apalagi ia,
Seonggok penyesalan yang tak dimengerti

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keajaiban di Pasar Senen